Rabu, 25 September 2013
Senin, 16 September 2013
20.20
Unknown
Pada Tanggal 24 april 1992 Penilik/PPAI Bapak Esan Sholeh menyampaikan bahwa ada penegerian
Lembaga Pendidikan formal dilingkungan Departemen Agama, akhirnya
beliau menyuruh MI Pembangunan untuk diusulkan menjadi MI Negeri. Ketua
yayasan Bapak H. Malik Idris bersedia untuk di negrikan, Kemudian
menyuruh Bapak Muhaji membuat proposal, pengajuan proposal selesai
dibuat dan dikirim ke Departemen agama.Pada waktu itu kepala MI
Pembangunan Bapak Mulijat, Selang beberapa bulan arsip proposal dipinjam
Bapak Ducha kepala MI Al-Kamal Kunir untuk mengajukan penegrian MI nya,
Pada waktu itu Bapak Toha Wijaya menjabat pimpinan DPA di Jakarta dan
Bapak Sunan menantunya menjabat di Depag pusat akhirnya yang berhasil
dinegrikan adalah MI Al-Kamal Kunir.
Pada Tahun 1996 pejabat kepala MI Pembangunan ganti yaitu
Bapak Thoib Anshori dan mengajukan penegrian lag, Bapak H. Malik Idris
sebagai ketua yayasan menugaskan Bapak Muhaji membuat proposal lagi,
pada waktu itu kepala Depag Kab. Blitar Bapak Drs. Zainudin Yasin,
kemudian proposal dikirim ke Depag, menurut informasi proposal tersebut
sampai di Kanwil, waktu itu kepala MI Pembangunan Bapak Thoib Ansori
mengajak ketua pengurus tidak bersedia, Kemudian beberapa bulan
berikutnya ada informasi usulan penegrian tidak berhasil.
Pada Tanggal 14 September 2001 Bapak H. Malik Idris
menugaskan Bapak Muhaji untuk membuat proposal pengajuan penegrian lagi
dan proposal itu dilampiri rekom dari Bapak Bupati Drs. Muhadi yang
melaksanakan mencari rekom tersebut adalah Bapak Muhaji dan Bapak Achsan
kerumah Bapak Mashudi(pejabat pemda Kab. Blitar), Pada waktu itu Kepala
MI Pembangunan adalah Bapak Achsan dan Kepala Depag Kab. Blitar adalah
Bapak H. Moh. Balja, BA dan Mapendanya adalah Bapak H. Masdi. Beberapa
Tahun kemudian Bapak Mapenda ganti Bapak Syaifudin, Pada waktu itu
menugaskan kepada Bapak Achsan untuk memperbaharui proposal. Sesudah itu
pengurus dan warga Mi Pembangunan (Kepala dan dewan guru) hanya
menunggu dan menanti hasil pengajuan itu.
Kemudian pada awal Tahun 2004 datanglah pejabat Departemen
Agama yang ditugaskan di MI Pembangunan sebagai tenaga guru/ Pendidik
yang bernama Bapak H. Arif Mustofa. Beberapa bulan berikutnya, Bapak H.
Malik Idris, Bapak Muhaji dan Bapak H. Arif Mustofa sering ngobrol
tentang perjalanan MI Pembangunan. Suatu saat Bapak H. Malik Idris dan
Bapak Muhaji Menyampaikan kepada Bapak H. Arif Mustofa bahwa MI
Pembagunan pernah diajukan menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negri ( MIN),
Mendengar itu beliau terkejut dan bilang “kalau begitu diurus dan
ditelusuri lagi, dengan dalih dirinya punya teman yang ada di BAKN yang
ada di Jakarta yang bernama Bapak Eko yang beragamakan Kristen. Beberapa
hari berikutnya Bapak H. Arif Musofa menelusuri di Depag Kab. Blitar,
Pada waktu itu Bapak Kepala Depag Bapak Mulyadi disana Bapak H. Arif
Muftofa menanyakan tentang usulan penegrian MI Pembangunan. Beberapa
pejabat di Depag Kab. Blitar memberikan jawaban bahwa sekarang tidak ada
penegerian kecuali daerah tertinggal dan pemekaran daerah.
Sesudah pulang dari Depag Kab. Blitar satu hari berikutnya Bapak H.
Arif Mustofa mengajak bertemu ketiga orang yaitu Bapak H. Malik Idris,
Bapak Muhaji, dan Bapak H. Arif Mustofa. Dalam pertemuan itu
menyampaikan hasil dari Depag Kab. Blitar tersebut, Hasilnya itu
akhirnya dimusyawarahkan dan menghasilkan suatu keputusan, bahwa
pengusulan itu diurus sendiri ke Jakarta. Langkah awal sebelum berangkat ke Jakarta
Bapak H. Arif Mustofa meminta agar Bapak Muhaji menyiapkan proposalnya,
disamping itu juga menghubungi temannya yang ada di BAKN pusat yang
namanya Bapak Eko untuk membantu usaha proses penegrian. Alhamdulillah
beliau juga bersedia dengan lapang dada. Beberapa hari berikutnya
berangkat ke Jakarta
dan bertemu dengan Bapak Eko, Kemudian oleh Bapak Eko dihubungkan
dengan temannya yang ada di Departemen Agama pusat yang bernama Bapak
Nur Yasin. Pada waktu itu ketiga orang ( Bpk. Eko, Bpk. Nur Yasin, dan
Bpk. H. Arif Mustofa) berbincang-bincang membicarakan tentang usulan MI
Pembangunan untuk dinegrikan.Minggu, 15 September 2013
19.19
Unknown
1.
Visi Madrasah
Terwujudnya
insan yang bermutu, berilmu dan bermoral berdasarkan Islam Ala Ahlussunnah Wal
Jama’ah
Indikator Visi :
1)
Prestasi lulusan baik
2)
Minimal 75 % lulusan diterima di
sekolah favorit.
3)
Unggul dalam prestasi pengetahuan
umum dan agama.
4)
unggul dalam bidang seni dan olah raga.
5)
Memiliki prestasi yang baik dibidang
karya ilmiyah.
6)
Memiliki aqidah yang lurus dan akhlakul
karimah.
7)
Memiliki lingkungan madrasah yang
nyaman dan bersih.
8)
Unggul dalam sarana dan prasarana serta
management madrasah.
9)
Unggul dalam pelayanan pendidikan,
tenaga pendidik dan kependidikan.
2.
Misi Madrasah
1) Meningkatkan mutu madrasah akademis dan
non akademis
2) Melengkapi penyediaan sarana dan
prasarana belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3) Meningkatkan kegiatan pembelajaran dan
bimbingan secara efektif dan efisien
4) Mengembangkan sistem pendidikan dan
pengajaran sesuai dengan kebutuhan
5) Memperkokoh hubungan masyarakat
3.
Tujuan Madrassah
Bertolak dari visi dan misi yang telah dirumuskan, maka
tujuan Madrasah adalah :
1) Turut menyiapkan generasi islam yang
cakap, handal dan mampu mengangkat harkat,derajat Perikemanusiaan umat dalam
kesejahteraan dunia akherat.
2) Di setiap tahun ada peningkatan rata –
rata nilai unas minimal + 1,00 dari standar yang ada.
3) Mulai tahun 2012 ada peningkatan
kualitas dan kwantitas sarana/prasana dan fasilitas yang Mendukung peningkatan
prestasi akademik dan non akademik.
4) Terwujudnya kondisi madrasah yang
tertib,disiplin dan terkendali dalam proses belajar mengajar
5) Lulusan hafal, tahlil, do'a qunut dan
bacaan sholat
6) lulusan dapat membaca Al qur'an dan
dasar – dasar membaca kitab.
7) lulusan dapat menjadi tokoh masyarakat
dilingkungan masing – masing.
Jumat, 13 September 2013
Rabu, 11 September 2013
Langganan:
Postingan (Atom)